Sabtu, 10 Oktober 2015

Pemuda dan Sosialisasi


1.       Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis. Masa ini memungkinkan mereka berada dalam anomi (keadaan tanpa norma atau hukum) akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua. Remaja sebagai individu dan masa pancaroba mempunyai penilaian yang belum mendalam terhadap norma, etika dan agama seperti halnya orang dewasa. Dinamika pemuda tidak lebih dari usaha menyesuaikan diri dengan pola-pola kelakuan yang sudah tersedia.
Dalam proses identifikasi dengan kelompok sosial serta norma-normanya itu tidak senantiasa seorang mengidentifikasi dengan kelompok tempat ia sedang menjadi anggota secara resmi. Kelompok semacam ini disebut membership-group, kelompok dimana ia menjadi anggota. Namun ada pula seseorang yang melakukannya terhadap sebuah kelompok tempat ia pada waktu itu tidak lagi merupakan anggota atau terhadap kelompok yang ia ingin menjadi anggotanya. Hal ini disebut juga reference-group. Jadi, reference group adalah kelompok yang norma-normanya, sikap-sikapnya, dan tujuannya sangat disetujui dan ia ingin ikut serta dalam arti bahwa ia senang kepada kerangka norma, sikap dan tujuan yang dimiliki kelompok tersebut.
2.       Pemuda dan Identitas
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Pemuda memiliki potensi-potensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting bagi sumber daya manusia. Oleh karena itu berbagai potensi positif yang dimiliki generasi muda ini harus digarap, dalam arti pengembangan dan pembinaannya.
a)      Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang ikut turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman. Serta menjadi terarah dan terpadu sehingga dapat mencapai tujuan yang dimaksud.
b)      Masalah dan Potensi Generasi Muda
·         Permasalahan Generasi Muda
1)      Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk generasi muda.
2)      Kekurang pastian masa depan yang dialami generasi muda.
3)      Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia.
4)      Kurangnya kesempatan bekerja dan tingginya tingkat pengagguran pada generasi muda.
5)      Kurangnya gizi bagi generasi muda yang dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan kecerdasan.
6)      Banyaknya perkawinan dibawah umur.
7)      Pergaulan bebas
8)      Meningkatnya kenakalan remaja
·         Potensi-potensi Generasi Muda
Potensi-potensi generasi muda yang perlu dikembangkan adalah:
1)      Idealisme dan daya kritis.
2)      Dinamika dan kreatifitas.
3)      Keberanian mengambil resiko.
4)      Optimis dan kegairahan semangat.
5)      Sikap kemandirian dan disiplin murni.
6)      Terdidik.
7)      Keanekaragaman dalam persa.tuan dan kesatuan
8)      Patriotisme dan nasionalisme.
9)      Sikap kesatria.
10)   Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi.
3.       Perguruan dan Pendidikan
a)      Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Negara-negara yang berkembang saat ini kesulitan banyak yang mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Negara berkembang selalu kekurangan tenaga terampil dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenaga kerja dengan keterampilan khusus. Di negara maju pada umumnya para generasi muda mendapat kesempatan luas untuk mengembangkan kemampuan dan potensi idenya.
                Kaum muda memang beul-betul merupaan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
b)      Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses pembangunan. Hal ini karena manusia bukan semata-mata menjadi obyek pembangunan, tetapi sekaligus merupakan subyek pembangunan. Maka setiap orang harus aktif dalam proses pembangunan dan hasilnya dinikmati oleh setiap orang.
Jadi arti penting pendidikan sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia, sebagai prasarat utama pembangunan. Suatu bangsa akan berhasil dalam pembangunannya dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil memnuhi jumlah minimum jumlah dan mutu dalam pendidikan penduduknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar