Senin, 09 November 2015

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

 

1. MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
A. PENGERTIAN MASYARAKAT
Mengenai arti masyarakat, terdapat beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :
R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusiayang telaha cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikirtentang dirinya dalam satu kesatuan social dengan batas-batas tertentu.
M.J. Herskovits : Mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan danmengikuti satu cara hidup tertentu.
J.L. Gillin dan J.P. Gillin : Mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar danmempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputipengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
S.R. Steinmetz: Seorang sosiolog bangsa Belanda mengatakan, bahwa masyarakat adalah kelompokmanusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pegelompokan manusia yang kecil, yang mempunyaiperhubungan yang erat ada teratur.
Hasan Shadily : Mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia,yang dengan pengaruh bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Dalam arti luas masyarakat dimaksud keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidakdibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Dalam arti sempit masyarakat dimaKsud sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

B. MASYARAKAT PERKOTAAN
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yangberbeda dengan masyarakat pedesaan. Orang-orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhanhidup. Hal ini disebabkan oleh karena pandangan warga kota sekitarnya.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Kegiatan-kegiatan keagamaan hanya setempat di tempat-tempat peribadatan.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yangnyata.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksiyang terjadi lebihdidasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehinggapembagian waktu yang tyeliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalammenerima pengaruh-pengaruh dari luar.

C. PERBEDAAN DESA DAN KOTA
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petun,ink untuk membedakan antaradesadankota. Dengan melihat pcrbedaan-perbedaan yang ada mudah-mudahan akan dapat mengurangi kesulitandalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakatperkotaan.
Ciri-ciri tersebut antara lain :                                           
Jumlah dan kepadatan penduduk, Lingkungan hidup, Mata pencaharian, Corak kehidupan social, Stratifikasi social, Mobilitas social, Pola interaksi social, Solidaritas social, Kedudukan dalam hierarki system administrasi nasional.

2. HUBUNGAN DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlahdua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain.Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifatketergantungan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan panganseperti beras, sayur­mayur,daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis­-jenis pekerjaantertentudi kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-­proyek perumahan, proyek pembangunan atauperbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Dalam kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapapembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal, luas lahanpertanian sulit bertambah, terutama di daerah yang sudah lama berkembang seperti pulau Jawa.
         
 3. ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
 Untuk menunjang aktivitas warganya serta untuk memberikan suasana aman, tenteram dan nyaman padawarganya, kota dihadapkan pada kebarusan menyediakan berbagai fasilitas kebidupan dan keharusan untukmengatasi berbagai masalah yang timbul sebagai akibat aktivitas warganya. Dengan kata lain kota barnsberkembang.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen-komponen yang membentuk struktur kotatersebut. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan danpertumbuhan kota tersebut.
Kota secara internal pada hakikatnya merupakan satu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen, meliputi " Penduduk, kegiatan usaha dan wadah" ruang fisiknya. Ketiganya saling berkait, pengaruh-mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antara ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota hams mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kotadengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.
Di pihak lain, kota mempunyai juga peran/fungsi esternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan daerah­daerah yangdilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian inidiharapkan bahwa suatu pengembangan kota tidak mengarah pada satu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, Karena keduanya saling pengaruh-mempengaruhi.

4. MASYARAKAT PEDESAAN
A. PENGERTIAN DESA/PEDESAAN
Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Dengan ciri-cirinya sebagai berikut :
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agrarisadalah bersifat sambilan.

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama wargadesa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat hakikatnya.
Oleh karena anggota masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama, maKa merekaselalu bekerja sama untuK mencapai kepentingan­kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikanrumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiKi jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya, dalamhal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama.

B. HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kotadianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan ataukekusutan pikir. Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebutpergilah mereka ke luar kota.
Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala,khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.
Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan konflik, kontraversi, kompetisi, kegiatan pada masyarakat pedesaan.

C. SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu sebagaisesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus menghindarihidup yang nyata dan menghindar diri dengan bersembunyi di dalam kebatinan atau bertapa, bahkansebaliknya. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang untuk mencapaikedudukannya.
 Mereka berorientasi pada masa ini kurang memperdulikan masa depan. Bahkan kadang-kadang ia rindu masalampau, mengenang kekayaan masa lampau. Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakansesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak  terulang kembali. Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalamhidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.

D. UNSUR-UNSUR DESA
Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasukjuga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat. Penduduk, adalah hal yangmeliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat. Tatakehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-iKatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-belukkehidupan masyarakat desa.
Daerah menyediakan kemungkinan hidup, penduduk menggunakan kemungkinan yangdisediakan oleh daerah itu guna mempertahankan hidup. Tata kehidupan, dalam artian yang baikmemberikan jaminan akan ketenteraman dan keserasian hidup bersama di desa.
Unsur letak menentukan besar-kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya.Desayang terletak jauh dart batasan kota mempunyai tanah-tanah pertanian yang luas. Ini disebabkan Karenapenggunaan tanahnya lebih banyak dititik beratkan pada tanaman pokok dan beberapa tanaman perdagangan daripada gedung-gedung atau perumahan.
Penduduk merupakan unsur yang peacing bagi desa. Kadang-kadang di beberapa desa terdapattenaga-tenaga yang berlebihan di bidang pertanian, sehingga timbul apa yang disebut dengan istilah pengangguran tak kentara.
Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat. Masyarkat merupakan suatuyang memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti karena penduduk desa merupakandimana mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal dirinya sendiri. Faktor lingkungan geografismemberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan ini misalnya saja:
Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidupdan suatu bentuk adaptasi kepadapenduduk.
Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
Faktor bencana alam seperti letusan gunung, gempa bumi, banjir dan sebagainya yang hams dihadapi dan dialami bersama.

E. FUNGSI DESA
Pertama, dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan " hinterland' atau daerahdukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain yang berasal darihewan.
Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah(raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desaindustri, desa nelayan, dan sebagainya.
Desa-desa di Jawa banyak berfungsi sebagai desa agraris. Beberapa desa di Jawa sudah dapat pulamenunjukkan perkembangan-perkembangan yang barn, yaitu dengan timbulnya industri-industri kecil di daerahpedesaan dan merupakan " rural industries" .
Desa biasanya didiami oleh beberapa ribu orang saja, yang sebagian besar masihkeluarga/kerabat. Maka sering kita jumpai bahwa satu desa tersebut merupakan satu saudarasemua/kerabat. Untuk mengatur hubungan kekeluargaan menjadi lebih dekat, maka kerabat yang strukturnya sudah jauh dikawinkan dengan keturunannya. Hal ini disebabkan juga oleh cakrawala pandangan orangdesa/hubungan orang desa yang relatif terbatas.

                Ciri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
Homogenitas Sosial
Bahwa masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga polahidup tingkah laku maupun kebudayaan samalhomogen. Oleh Karena itu hidup di desa biasanya terasatenteram aman dan tenang. Hal ini disebabkan oleh pola pikir, pola penyikap dan pola pandangan yang samadari setiap warganya dalam menghadapi suatu masalah. Kebersamaan, kesederhanaan keserasian dankemanunggalan selalu menjiwai setiap warga masyarakat desa tersebut.
Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilak ukan secara musyawarah. Molal masalah-masalahumum/masalah bersama sampai masalah pribadi. Anggota masyarakat satu dengan yang lain saling mengenal secara intim. Pada masyarakat desa masalah kebersamaan dan gotong royong sangat diutamakan,walaupun secara materi mungkin sangat kurang atau tidak mengijinkan.
Kontrol Sosial yang Ketat
Di alas dikemukakan bahwa hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehinggasetiap anggota masyarakatnya saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota yang lain. Bahkanikut mengurus terlalu jauh masalah dan kepentingan dari anggota masyarakat yang lain. Kekurangan darisalah satu anggota masyarakat, adalah merupakan kewajiban anggota yang lain untuk menyorotidan membenahinya.
Gotong Royong
Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya. Semua masalahkehidupan dilaksankaan secara gotong royong, balk dalam arti gotong royong murni maupun gotongroyong timbal balik.
Ikatan Sosial
Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat. Bagi anggotayang tidak memenuhi normadan kaidah yang sudah disepakati, akandihukumdan dikeluarkandari ikatan sosialdengan Cara mengucilkan/memencilkan. Oleh Karena itu setiap anggota hams patuhdan taat melaksanakanaturan yangditentukan. Lebih­lebih bagi anggota yang baru datang, ia akan diakui menjadi anggota masyarakat tersebut (ikatan sosial tersebut).
Magis Religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam. Bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-hari dijiwai bahkan diarahkan kepadanya. Sering kita jumpai orang Jawa mengadakan selamatan-selamatan untuk meminta rezeki, minta perlindungan, minta diampuni dan sebagainya.
Pola Kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Pada umumnya setiap anggota hanya mampu melaksanakan salah satu bidang kehidupan saja.Misalnya para petani, bahwa pertanian merupakan satu-satunya pekerjaan yang harus ia tekunidengan balk. Bilamana bidang pertanian tersebut kegiatannya kosong, maka ia hanya menunggu sampai adalagi kekgiatan di bidang pertanian.
Di samping itu dalam mengolah pertanian semata-mata tetap/tidak ada perubahan atau kemajuan.Hal ini disebabkan pengetahuan dan keterampilan para petani yang masih kurang memadai. Olah Karena itu masyarakat desa sering dikatakan masyarakat yang stalls dan monoton.

5. URBANISASI DAN URBANISME
Proses urbansiasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung daripada keadaanmasyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu :
-          perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota
-          bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa.
6.PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Dalam memahami masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, tentu tidak akan mendefinisikannyasecara universal dan objektif, tetapi berpatokan pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlahorang, tinggal dalam suatu daerah tertentu, adanya system hubungan, ikatan alas dasar kepentingan bersama,tujuan dan bekerja bersama, ikatan alas dasar unsur-­unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanyainterdependensi, adanya norma-norma dan kebudayaan. Kesemua ciri-ciri masyarakat ini dicoba ditranformasikan pada desa dan kota, dengan menitik beratkan pada kehidupannya. Ciri masyarakat desajuga mungkin belum tentu benar, sebab desa sedang mengalami perkembangan struktural yang tersusun danterarah ke peningkatan integrasi masyarakat yang lebih luas sebagai akibat intensifnya hubungan kola dengandesa dan derasnya program pembangunan, sehingga dapat menimbulkan perubahan-perubahan.
Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistemjaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan denganmasyarakat yang lain. Oleh karena itu, mempelajari suatu masyarakat berarti dapat berbicara soal struktur sosial.Untuk menjelaskan perbedaan atau ciri-ciri dari kedua masyarakat tersebut, dapat ditelusuri dalam hal lingkunganumumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenitas, diferensiasi sosial, pelapisan sosial, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial,pola kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem nilainya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar