1. MASYARAKAT
PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
A. PENGERTIAN MASYARAKAT
Mengenai arti masyarakat, terdapat beberapa definisi
mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :
R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa
masyarakat adalah setiap kelompok manusiayang telaha cukup lama hidup dan
bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya
berpikirtentang dirinya dalam satu kesatuan social dengan batas-batas tertentu.
M.J. Herskovits : Mengatakan bahwa masyarakat adalah
kelompok individu yang diorganisasikan danmengikuti satu cara hidup tertentu.
J.L. Gillin dan J.P. Gillin : Mengatakan bahwa masyarakat
adalah kelompok manusia yang terbesar danmempunyai kebiasaan, tradisi, sikap
dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu
meliputipengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
S.R. Steinmetz: Seorang sosiolog bangsa Belanda mengatakan,
bahwa masyarakat adalah kelompokmanusia yang terbesar, yang meliputi
pengelompokan-pegelompokan manusia yang kecil, yang mempunyaiperhubungan yang
erat ada teratur.
Hasan Shadily : Mendefinisikan masyarakat adalah golongan
besar atau kecil dari beberapa manusia,yang dengan pengaruh bertalian secara
golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Dalam arti luas masyarakat dimaksud keseluruhan
hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidakdibatasi oleh lingkungan, bangsa
dan sebagainya. Dalam arti sempit masyarakat dimaKsud sekelompok manusia yang
dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan
sebagainya.
B. MASYARAKAT PERKOTAAN
Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya
yangberbeda dengan masyarakat pedesaan. Orang-orang kota sudah memandang
penggunaan kebutuhanhidup. Hal ini disebabkan oleh karena pandangan warga kota
sekitarnya.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu
:
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa. Kegiatan-kegiatan keagamaan hanya setempat di
tempat-tempat peribadatan.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
harus bergantung pada orang-orang lain.
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas
dan mempunyai batas-batas yangnyata.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga
lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat
perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksiyang terjadi lebihdidasarkan
pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan
pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehinggapembagian waktu yang tyeliti
sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota,
sebab kota-kota biasanya terbuka dalammenerima pengaruh-pengaruh dari luar.
C. PERBEDAAN DESA DAN KOTA
Ada beberapa ciri yang dapat
dipergunakan sebagai petun,ink untuk membedakan antaradesadankota. Dengan
melihat pcrbedaan-perbedaan yang ada mudah-mudahan akan dapat mengurangi
kesulitandalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagai
masyarakat pedesaan atau masyarakatperkotaan.
Ciri-ciri tersebut antara
lain :
Jumlah dan kepadatan penduduk, Lingkungan hidup, Mata
pencaharian, Corak kehidupan social, Stratifikasi social, Mobilitas social,
Pola interaksi social, Solidaritas social, Kedudukan dalam hierarki system
administrasi nasional.
2. HUBUNGAN
DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlahdua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain.Bahkan dalam
keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat,
bersifatketergantungan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan
warganya akan bahan-bahan panganseperti beras, sayurmayur,daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaantertentudi
kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek
pembangunan atauperbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Dalam kenyataannya hal ideal
tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapapembatas. Jumlah
penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal, luas
lahanpertanian sulit bertambah, terutama di daerah yang sudah lama berkembang
seperti pulau Jawa.
3. ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Untuk menunjang aktivitas warganya serta untuk
memberikan suasana aman, tenteram dan nyaman padawarganya, kota dihadapkan pada
kebarusan menyediakan berbagai fasilitas kebidupan dan keharusan untukmengatasi
berbagai masalah yang timbul sebagai akibat aktivitas warganya. Dengan kata
lain kota barnsberkembang.
Perkembangan kota merupakan
manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik.
Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen-komponen yang membentuk struktur
kotatersebut. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh
tingkat perkembangan danpertumbuhan kota tersebut.
Kota secara internal pada
hakikatnya merupakan satu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga
komponen, meliputi " Penduduk, kegiatan usaha dan wadah" ruang
fisiknya. Ketiganya saling berkait, pengaruh-mempengaruhi, oleh karenanya suatu
pengembangan yang tidak seimbang antara ketiganya, akan menimbulkan kondisi
kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup
masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota hams mengarah pada
penyesuaian lingkungan fisik ruang kotadengan perkembangan sosial dan kegiatan
usaha masyarakat kota.
Di pihak lain, kota mempunyai
juga peran/fungsi esternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut
dalam kerangka wilayah dan daerahdaerah yangdilingkupi dan melingkupinya, baik
dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian inidiharapkan bahwa
suatu pengembangan kota tidak mengarah pada satu organ tersendiri yang terpisah
dengan daerah sekitarnya, Karena keduanya saling pengaruh-mempengaruhi.
4. MASYARAKAT
PEDESAAN
A. PENGERTIAN DESA/PEDESAAN
Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu
masyarakat pemerintahan sendiri.
Dengan ciri-cirinya sebagai berikut :
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara
ribuan jiwa.
Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap
kebiasaan.
Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang
sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agrarisadalah bersifat sambilan.
Masyarakat pedesaan ditandai
dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama wargadesa, yaitu
perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat hakikatnya.
Oleh karena anggota masyarakat
mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama, maKa merekaselalu bekerja sama
untuK mencapai kepentingankepentingan mereka. Seperti pada waktu
mendirikanrumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiKi jalan desa, membuat
saluran air dan sebagainya, dalamhal-hal tersebut mereka akan selalu
bekerjasama.
B. HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan yang agraris
biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai
masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga
oleh orang kotadianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala
kesibukan, keramaian dan keruwetan ataukekusutan pikir. Maka tidak jarang orang
kota melepaskan segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebutpergilah mereka ke
luar kota.
Tetapi sebenarnya di dalam
masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala,khususnya hal ini
merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan
ketegangan-ketegangan sosial.
Dalam hal ini kita jumpai
gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan konflik, kontraversi,
kompetisi, kegiatan pada masyarakat pedesaan.
C. SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai
berikut :
Para petani di Indonesia terutama
di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu sebagaisesuatu hal yang
buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus
menghindarihidup yang nyata dan menghindar diri dengan bersembunyi di dalam
kebatinan atau bertapa, bahkansebaliknya. Mereka beranggapan bahwa orang
bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang untuk mencapaikedudukannya.
Mereka berorientasi pada
masa ini kurang memperdulikan masa depan. Bahkan kadang-kadang ia rindu
masalampau, mengenang kekayaan masa lampau.
Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau
bencana lain itu hanya merupakansesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya
agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak
terulang kembali. Untuk menghadapi alam mereka cukup
dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalamhidup itu pada
hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
D. UNSUR-UNSUR DESA
Daerah, dalam arti tanah-tanah
yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasukjuga unsur
lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat. Penduduk,
adalah hal yangmeliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata
pencaharian penduduk desa setempat. Tatakehidupan, dalam hal ini pola pergaulan
dan ikatan-iKatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-belukkehidupan
masyarakat desa.
Daerah menyediakan kemungkinan
hidup, penduduk menggunakan kemungkinan yangdisediakan oleh daerah itu guna
mempertahankan hidup. Tata kehidupan, dalam artian yang baikmemberikan jaminan
akan ketenteraman dan keserasian
hidup bersama di desa.
Unsur letak menentukan
besar-kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya.Desayang
terletak jauh dart batasan kota mempunyai tanah-tanah pertanian yang luas. Ini
disebabkan Karenapenggunaan tanahnya lebih banyak dititik beratkan pada tanaman
pokok dan beberapa tanaman perdagangan daripada gedung-gedung atau perumahan.
Penduduk merupakan unsur yang
peacing bagi desa. Kadang-kadang di beberapa desa terdapattenaga-tenaga yang
berlebihan di bidang pertanian, sehingga timbul apa yang disebut dengan istilah
pengangguran tak kentara.
Corak kehidupan di desa
didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat. Masyarkat merupakan suatuyang
memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti karena penduduk
desa merupakandimana mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal dirinya
sendiri. Faktor lingkungan geografismemberi pengaruh juga terhadap
kegotongroyongan ini misalnya saja:
Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang
hidupdan suatu bentuk adaptasi kepadapenduduk.
Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun
negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
Faktor bencana alam seperti letusan gunung, gempa bumi,
banjir dan sebagainya yang hams dihadapi dan dialami bersama.
E. FUNGSI DESA
Pertama, dalam hubungannya dengan
kota, maka desa yang merupakan " hinterland' atau daerahdukung berfungsi
sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung,
ketela, di samping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan
bahan makanan lain yang berasal darihewan.
Kedua, desa ditinjau dari sudut
potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah(raw material) dan tenaga
kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja
(occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desaindustri,
desa nelayan, dan sebagainya.
Desa-desa di Jawa banyak
berfungsi sebagai desa agraris. Beberapa desa di Jawa sudah dapat
pulamenunjukkan perkembangan-perkembangan yang barn, yaitu dengan timbulnya industri-industri
kecil di daerahpedesaan dan merupakan " rural industries" .
Desa biasanya didiami oleh
beberapa ribu orang saja, yang sebagian besar masihkeluarga/kerabat. Maka
sering kita jumpai bahwa satu desa tersebut merupakan satu saudarasemua/kerabat.
Untuk mengatur hubungan kekeluargaan menjadi lebih dekat, maka kerabat yang
strukturnya sudah jauh dikawinkan dengan keturunannya. Hal ini disebabkan juga
oleh cakrawala pandangan orangdesa/hubungan orang desa yang relatif terbatas.
Ciri-ciri
masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Homogenitas Sosial
Bahwa masyarakat desa pada
umumnya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga polahidup
tingkah laku maupun kebudayaan samalhomogen. Oleh Karena itu hidup di desa
biasanya terasatenteram aman dan tenang. Hal ini disebabkan oleh pola pikir,
pola penyikap dan pola pandangan yang samadari setiap warganya dalam menghadapi
suatu masalah. Kebersamaan, kesederhanaan keserasian dankemanunggalan selalu
menjiwai setiap warga masyarakat desa tersebut.
Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan
kekeluargaan dilak ukan secara musyawarah. Molal masalah-masalahumum/masalah
bersama sampai masalah pribadi. Anggota masyarakat satu dengan yang lain saling
mengenal secara intim. Pada masyarakat desa masalah kebersamaan dan gotong
royong sangat diutamakan,walaupun secara materi mungkin sangat kurang atau
tidak mengijinkan.
Kontrol Sosial yang Ketat
Di alas dikemukakan bahwa
hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehinggasetiap
anggota masyarakatnya saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota yang
lain. Bahkanikut mengurus terlalu jauh masalah dan kepentingan dari anggota
masyarakat yang lain. Kekurangan darisalah satu anggota masyarakat, adalah
merupakan kewajiban anggota yang lain untuk menyorotidan membenahinya.
Gotong Royong
Nilai-nilai gotong royong pada
masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya. Semua masalahkehidupan
dilaksankaan secara gotong royong, balk dalam arti gotong royong murni maupun
gotongroyong timbal balik.
Ikatan Sosial
Setiap anggota masyarakat desa
diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat. Bagi anggotayang
tidak memenuhi normadan kaidah yang sudah disepakati, akandihukumdan dikeluarkandari
ikatan sosialdengan Cara mengucilkan/memencilkan. Oleh Karena itu setiap
anggota hams patuhdan taat melaksanakanaturan yangditentukan. Lebihlebih bagi
anggota yang baru datang, ia akan diakui menjadi anggota masyarakat tersebut
(ikatan sosial tersebut).
Magis Religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa bagi masyarakat desa
sangat mendalam. Bahkan setiap kegiatan kehidupan
sehari-hari dijiwai bahkan diarahkan kepadanya. Sering kita jumpai orang Jawa
mengadakan selamatan-selamatan untuk meminta rezeki, minta perlindungan, minta
diampuni dan sebagainya.
Pola Kehidupan
Masyarakat desa bermata
pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Pada umumnya setiap anggota
hanya mampu melaksanakan salah satu bidang kehidupan saja.Misalnya para petani,
bahwa pertanian merupakan satu-satunya pekerjaan yang harus ia tekunidengan
balk. Bilamana bidang pertanian tersebut kegiatannya kosong, maka ia hanya
menunggu sampai adalagi kekgiatan di bidang pertanian.
Di samping itu dalam mengolah
pertanian semata-mata tetap/tidak ada perubahan atau kemajuan.Hal ini
disebabkan pengetahuan dan keterampilan para petani yang masih kurang memadai.
Olah Karena itu masyarakat desa
sering dikatakan masyarakat yang stalls dan monoton.
5. URBANISASI DAN URBANISME
Proses urbansiasi dapat terjadi dengan
lambat maupun cepat, hal mana tergantung daripada keadaanmasyarakat yang
bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu :
-
perubahannya masyarakat
desa menjadi masyarakat kota
-
bertambahnya penduduk kota
yang disebabkan oleh mengalirnya
penduduk yang berasal dari desa-desa.
6.PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT
PERKOTAAN
Dalam memahami masyarakat
pedesaan dan masyarakat perkotaan, tentu tidak akan mendefinisikannyasecara
universal dan objektif, tetapi berpatokan pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri
itu ialah adanya sejumlahorang, tinggal dalam suatu daerah tertentu, adanya
system hubungan, ikatan alas dasar kepentingan bersama,tujuan dan bekerja
bersama, ikatan alas dasar unsur-unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar
akan adanyainterdependensi, adanya norma-norma dan kebudayaan. Kesemua
ciri-ciri masyarakat ini dicoba ditranformasikan pada desa dan kota, dengan
menitik beratkan pada kehidupannya. Ciri masyarakat desajuga mungkin belum
tentu benar, sebab desa sedang mengalami perkembangan struktural yang tersusun
danterarah ke peningkatan integrasi masyarakat yang lebih luas sebagai akibat
intensifnya hubungan kola dengandesa dan derasnya program pembangunan, sehingga
dapat menimbulkan perubahan-perubahan.
Masyarakat pedesaan maupun
masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistemjaringan
hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang
bersangkutan denganmasyarakat yang lain. Oleh karena itu, mempelajari suatu masyarakat
berarti dapat berbicara soal struktur sosial.Untuk menjelaskan perbedaan atau
ciri-ciri dari kedua masyarakat tersebut, dapat ditelusuri dalam hal
lingkunganumumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan, ukuran komunitas,
kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenitas, diferensiasi sosial, pelapisan
sosial, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial,pola
kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem
nilainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar