Senin, 11 Januari 2016

Agama dan Masyarakat


            Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarahdan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial,  argumentasi  rasional  tentang  arti  dan  hakikat  kehidupan, tentang  Tuhan  dan  kesadaran  akan  maut  menimbulkan  relegi,  dan  sila  Ketuhanan  Yang  Maha  Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasauf.
Membicarakan peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut dua hal yangsudah tentu hubungannya erat, memiliki aspek-aspek yang terpelihara. Yaitu pengaruh dari cita-cita agama dan etika agama dalam kehidupan individu dari kelas social dan grupsosial, perseorangan dan kolektivitas,dan mencakup kebiasaan dan cara semua unsurasing agama diwarnainya. Yang lainnya juga menyangkut organisasi dan fungsi darilembaga agama sehingga agama dan masyarakat itu berwujud kolektivitas ekspresinilai-nilai kemanusiaan.

1. FUNGSI AGAMA
Untuk mendiskusikan fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek pealing yang selalu dipelajari yaitu kebudayaan, system sosial dan kepribadian. ketiga aspek tersebut merupakan kompleks fenomena sosial terpadu yang pengaruhnya dapat diamati dalam perilaku manusia. 

Masalah fungsionalisme agama dapat dianalisis lebih mudah pada komitmen agama. dimensi komitmen agama, menurut Roland Robertson (1984),diklasifikasikan berupa keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi.

 a. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yangreligius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaranajaran-ajaran agama.
b. Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata. Ini menyangkut, pertama, ritual, yaitu berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan,perbuatan religius formal, dan perbuatan mulia. Kedua, berbakti tidak bersifatformal dan tidak bersifat publik serta relatif spontan.
c. Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktuakan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang realitas tertinggi,mampu berhubungan, meskipun singkat, dengan suatu perantara yang supernatural.
d. Dirnensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikapreligius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacarakeagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
e. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah lakuperseorangan dan pembentukan citra pribadinya.

2. PELEMBAGAAN AGAMA
Agama begitu universal, permanen (langgeng), dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, akan sukar memahami masyarakat. Hal yang perlu dijawab dalam memahami lembaga agama adalah, apa danmengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi dan struktur agama.

a. Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-nilai Sakral
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakatdan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalamkelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya :
1 ) Agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam sistem nilai masyarakatsecara mutlak.
2) Dalam keadaan lembaga lain selain keluarga relatif belum berkembang,agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakatsecara keseluruhan. Dalam hal ini nilai-nilai agama sering meningkatkan konservatisme dan menghalangi perubahan.

b. Masyarakat-masyarakat Praindustri yang Sedang Berkembang.
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan system dan nilai dalam tiap masyarakat  ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral dan yang sekular itu sedikit ­banyaknya masih dapat dibedakan. Fase-fase kehidupan sosial diisi dengan upacara-upacara  tertentu.  Di lain pihak, agama tidak memberikan dukungan sempurna terhadap aktivitas sehari-hari; agama hanya memberikan dukungan  terhadap adat-istiadat, dan terkadang merupakan suatu sistemtingkah laku tandingan terhadap sistem yang telahdisahkan. Nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat menempatkan fokus utamanya pada pengintegrasian kaitan agama dengan masyarakat. Tugas ini tidak mudah sebab agama lebih Laban terhadap kajian ilmiahdibandingkan dengan adat dan kebiasaan. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu pandangan yang emosional dan fikiran yang bias (rational bias).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar